PARADOKS NEGERI TERCINTA SETELAH 64 TAHUN (KATANYA) ‘MERDEKA’:
1. (KATANYA) KITA NEGARA SUPERKAYA :
a) Potensi kekayaan alam Indonesia antara lain kekayaan hutan, lautan, BBM, emas dan barang-barang tambang lainnya. Kawasan hutan Indonesia termasuk yang paling luas di dunia, tanahnya subur, dan alamnya indah (Pokoknya ‘menjual’, dech!). Menurut laporan Walhi yang diterbitkan tahun 1993, rata-rata hasil hutan di Indonesia setiap tahunnya ketika itu adalah 2,5 miliar dolar AS. Kini diperkirakan mencapai sekitar 7-8 miliar dolar AS. Kekayaan minyak Indonesia juga sangat banyak. Menurut cacatan Waspada (12-11-2005), Indonesia memiliki 60 ladang minyak (basins), 38 di antaranya telah dieksplorasi, dengan cadangan sekitar 77 miliar barel minyak dan 332 triliun kaki kubik (TCF) gas. Kapasitas produksinya hingga tahun 2000 baru sekitar 0,48 miliar barrel minyak dan 2,26 triliun TCF. Ini menunjukkan bahwa volume dan kapasitas BBM sebenarnya cukup besar dan jelas sangat mampu mencukupi kebutuhan rakyat di dalam negeri. Indonesia juga adalah negeri yang memiliki potensi kekayaan laut luar biasa. Potensi produksi perikanan budidayanya terbesar di dunia yakni sekitar 57,7 juta ton per tahun. dan baru berhasil diproduksi sebesar 0,6 juta ton pada tahun 1998 dan 1,6 juta ton pada tahun 2003. Wilayah perairannya sangat luas, belum lagi kandungan mutiara, minyak, dan kandungan mineral lainnya, serta keindahan alam bawah lautan. Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki perairan laut, yang sesuai (potensial) untuk usaha budidaya laut terluas di dunia (FAO, 2002). Berdasarkan pada perhitungan sekitar 5 Km dari garis pantai ke arah laut, potensi luas perairan laut Indonesia yang sesuai untuk kegiatan marikulture diperkirakan 24,5 juta ha. Luasan potensi kegiatan budidaya laut tersebut terbentang dari ujung barat sampai ke ujung timur wilayah Indonesia (Ismail.Yusanto, 2004) Dari potensi ikan saja, menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, bisa didapat devisa lebih dari 8 miliar dolar AS setiap tahunnya. Sementara itu, di daratan terdapat berbagai bentuk barang tambang berupa emas, nikel, timah, tembaga, batubara, dan sebagainya. Di bawah perut bumi sendiri tersimpan gas dan minyak cukup besar. Dalam bidang pertambangan, Indonesia juga dikenal sebagai negara kaya. Tahun 1967, PT Freeport Indonesia (FI) memulai Kontrak Karya generasi I (KK I) untuk konsesi selama 30 tahun. Pada tahun 1988, secara tak terduga, FI menemukan deposit emas yang sangat besar di Grasberg, diperkirakan mencapai 72 juta ton. Dengan demikian, kandungan emas di bumi Papua yang kini dikelola PT Freeport Indonesia, termasuk yang terbesar di dunia. Tidak aneh bila McMoran Gold and Coper, induk dari PT Freeport, berani membenamkan investasi yang sangat besar untuk mengeruk emas dari bumi Papua itu sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. (www.pelita.or.id/cetakartikel.php?id=29001)
b) Cadangan gas Indonesia saat ini diperhitungkan mencapai 170-180 triliun kaki kubik (TCF), dengan rata-rata produksi 3,16 TCF (2003). Ekspor LNG mencapai 25,2 juta ton metrik (MT) (2004). Produksi tersebut menjadikan Indonesia penghasil gas nomor 8 terbesar di dunia dan eksportir LNG terbesar di dunia (memenuhi 19 persen kebutuhan dunia). Pada 2005 produksi emas Indonesia 167 ton (nomor 5 dunia). Produksi batubara Indonesia 140 juta ton (penghasil batubara nomor 7 dunia) (suarapembaruan.com/News/2007/06/21).
KAYA BANGET, BUKAN? …………… TAPI ………….
2. (NYATANYA) KEKAYAAN ITU HAMPIR SEMUANYA DINIKMATI ASING DAN SEGELINTIR KAPITALIS BANGSA INI :
a) Mayoritas kontrak karya pengelolaan tambang yang sejatinya milik rakyat DIKUASAI ASING & 65% struktur kepemilikan saham perbankan JUGA dikuasai asing (Kompas, 6/9/07 dalam www.lp3es.or.id));
b) Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis belum lama ini, dari 14 BUMN yang tercatat di BEI, pihak asing telah menguasai saham 31%, setara dengan Rp 137 triliun. Asing menguasai sektor-sektor strategis seperti telekomunikasi, perbankkan, pertambangan dan migas, semen, serta farmasi. Pada beberapa BUMN kategori blue chips, kepemilikan asing bahkan menyundul angka 40%. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, misalnya, 39,5% sahamnya kini dalam genggaman pihak asing. Demikian pula PT Semen Gresik Tbk sebanyak 39,21% dikuasai asing. Pun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) - yang selama ini menjadi andalan para petani dan rakyat kecil - sahamnya telah dikuasi asing sebesar 35,39% padahal berdasarkan analisis Lembaga Keuangan Morgan Stanley, 10 tahun mendatang BUMN-lah yang akan memegang kendali perekonomian suatu negara. Nah, bagaimana nasib Indonesia ke depan bila BUMN kian dicengkeram asing? (www.detiknews.com/read/2009/06/21)
c) Di Indonesia terdapat sekitar 60 perusahaan kontraktor dengan 160 area kerja, namun cadangan dan tingkat produksi migas sebagian besar dikuasai kontraktor asing yang terdiri dari kontraktor supermajors (ExxonMobil, Chevron, TotalFina Elf. BP Amoco Arco), kontraktor majors (Conocophillips, Repsol, Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex, Japex), dan perusahaan independen. Produksi minyak yang dikuasai perusahaan nasional saat ini hanya 3,8 persen, dengan produksi gas hanya 12,7 persen (suarapembaruan.com/News/2007/06/21)
d) Rata-rata hasil hutan di Indonesia setiap tahunnya adalah 2,5 miliar dolar AS dan kini diperkirakan mencapai sekitar 7-8 miliar dolar AS. Dari hasil sejumlah itu, yang masuk ke dalam kas negara hanya 17 persen, sedangkan sisanya yaitu sebesar 83 persen masuk ke kantong pengusaha HPH (Sembiring, 1994). Padahal negara (rakyat)lah yang harus menanggung dampak kerusakan lingkungan yang begitu besar.
3. WALHASIL, WAJAR BILA KEKAYAAN TERBESAR (SEBENARNYA) NEGERI INI ADALAH KEMISKINAN :
a) Jumlah penduduk miskin di indonesia versi BANK DUNIA = 45,2% (dari 232,9 jt jiwa = 105,3 jt jiwa) atau 16,58 % ( 37,17 juta) versi BPS. (www.rakyatmerdeka.co.id/indexframe.php?url=situsberita) --> DAMPAK IKUTAN : kualitas kesehatan dan pendidikan rendah --> KUALITAS SDM RENDAH --> KULI.
b) Tim Indonesia Bangkit (TIB) mencatat utang Indonesia dalam 5 tahun terakhir justru mengalami peningkatan sebesar 31 persen menjadi Rp 1.667 triliun. Utang sebesar ini merupakan utang terbesar Indonesia sepanjang sejarah.(detik.com & kapanlagi.com); Sumber lain mnyebut : utang pemerintah sampai Januari 2009 meningkat 31% dalam lima tahun terakhir. Posisi utang pada Desember 2003 sebesar Rp 1.275 triliun. Adapun posisi utang Januari 2009 sebesar Rp 1.667 triliun atau naik Rp 392 triliun Apabila pada 2004, utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada Februari 2009 utang per kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala (inilah.com). --> DAMPAK IKUTAN : MENTAL KACUNG/KOMPRADOR, LEMAH DI HADAPAN DONOR = RENTAN INTERVENSI.
(INI, BARU SEBAGIAN PARADOKS SAJA ….. KARENA NEGERI INI MEMANG NEGERI PENUH DENGAN PARADOKS…BAIK DARI SISI BUDAYA, POLITIK, SOSIAL DSB)
4. LANTAS, APA YANG TERSISA BAGI RAKYAT NEGERI INI SETELAH (KATANYA) 64 TAHUN MERDEKA? KIRA2 MERDEKA DARI APA, YA??
---husnul--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar