INSPIRING QUR'AN :

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhan-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa" (TQS. Ali-Imran : 133)

Selasa, 22 Januari 2013

TIPS MENGHINDARI "FITNAH" FACEBOOK :

By Siti Nafidah Anshory

1. Pastikan tujuan kita benar dan niat kita lurus semata untuk mencari keridhaan Allah swt.

2. Yakinkan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan, tak luput dari hisab dari Dzat Yang Maha Teliti Auditnya.


3. Jadikan fb sebagai sarana mencari ilmu dan memperkaya informasi. Dan yang lebih utama, menjadikan fb sebagai sarana menyebar kebaikan serta mengajak orang lain agar makin paham dan cinta Islam. Insya Allah, apapun ajakan kebaikan yang anda tulis di fb bisa jadi jariyah kebaikan yang pahalanya mengalir melampaui umur anda sepanjang kebaikan yang anda tunjukkan menjadi jalan hidayah bagi yang lain ...


4. Jangan jadikan fb sebagai sarana "unjuk gigi", narsis, curhat, mengeluh, mengumbar aib, mengumbar syahwat dan segala sesuatu yang seharusnya masuk dalam wilayah privat. Karena ketahuilah, dengan begitu anda sebenarnya sedang memaksa orang lain berbuat dosa dan itu akan menjadi jariyah keburukan bagi anda.


4. Jangan mudah terpancing dengan provokasi yang menyebabkan anda abai terhadap akhlaq Islam, menghujat sesama muslim, tak fokus pada dakwah pemikiran dan bahkan terjebak dalam ananiyah dan kesombongan. Ingat, bahwa jikapun anda ada di pihak yang benar, tak ada jaminan kebenaran itu akan dinilai sebagai amalan yang diterima di sisi Allah swt bagi anda.


5. Fokus pada dakwah dengan mujadalah yang mengedepankan hujjah wal mauidzatilhasanah dan tetap tawadhu di hadapan sesama muslim seraya terus mengingat, bahwa kewajiban kita hanya menyampaikan dan saling mengingatkan.


6. Tutup semua peluang kemaksiatan, terutama peluang terjadinya interaksi ghair masyru' (tidak syar'iy) antara lawan jenis yang membuka peluang terjadinya kemaksiatan-kemaksiatan yang lebih besar. Salah satu caranya adalah dengan meng-offline-kan fasilitas chatting di kanan bawah layar komputer anda. Ingat, di luar sana, banyak orang yang tidak paham akan ajaran Islam tentang pergaulan atau memang berakhlaq buruk ingin menjererumuskan anda pada kesia-siaan bahkan dosa syahwat yang menggoda untuk diperturutkan.


6. Bagi yang masih single, jangan pernah berniat menjadikan fb sebagai sarana mencari jodoh, yaa... karena tentu saja, anda akan terdorong utk membuka ruang interaksi dengan alasan yang dibuat seolah syar'i seperti silaturrahmi; berupaya menghubungi, lalu mengajak chatting, atau melakukan hal-hal lain yang akan menyulitkan anda untuk menjaga iffah dan berupaya menjaga ketentuan syari'at. Ingat selalu, orang yang baik hanya untuk orang yang baik, dan jodoh yang baik hanya didapat dengan jalan yang baik... Terlebih, syaitan adalah musuh yang nyata dan selalu punya cara menjerumuskan manusia. Jadi tetap waspada!


7. Buka wall fb sekali-kali saja sesuai dengan kebutuhan. Ingat pekerjaan anda di dunia nyata jauh lebih penting dan utama dikerjakan daripada bersibuk ria di dunia maya... 


Baarakallaahu fiikum ... [SNA]

Senin, 21 Januari 2013

Khilafah, Memang Beda ....

By Siti Nafidah Anshory

Sistem pemerintahan Islam adalah sistem yang unik yang berbeda dengan sistem demokrasi republik, kerajaan, federasi dll, karena sistem pemerintahan Islam (al-Khilaafah) tegak di atas 4 pilar :

1. As-Siyaadah lis-Syaari' (kedaulatan ada ti tangan Sang Maha pembuat Hukum, yakni Allah SWT), sehingga khilafah hanya boleh menjadikan Syariat Islam yang bersumber dr Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma shahabat dan qiyas syar'iy sebagai UUD. Dalil2nya sudah sangat jelas.


2. As-Sulthon lil-ummah (kekuasaan ada di tangan ummat). Umatlah yang berhak menentukan dan membai'at khalifah yang dipilih untuk menerapkan meri'ayah/mengurus urusan2 mrk dg hukum2 Allah. Dalil2nya juga sudah sangat jelas.


3. Hak tabanny (adopsi/legalisasi) hukum ada pada kholifah. karena "amr al imaamu yarfa'ul khilaaf", imam/kholifahlah yang akan mengangkat perbedaan, yakni terkait hukum2 kemasyarakatan yang penerapannya memungkinkan ada perbedaan penafsiran akibat kedzanni-an dalil2nya.


4. Satu kepemimpinan untuk seluruh umat di dunia, karena Rasulullah saw bersabda ANTARA LAIN : "idza buuyi'a li kholifatayni, faqtuluuhul aakhor", jika dibai'at dua orang kholifah, maka bunuhlah yang terakhir.

Mangga bandingkan dengan sistem yg lain, adakah yang sama?

Kamis, 17 Januari 2013

Epidemik Pemerkosaan, Tamparan Untuk Pemuja Demokrasi

(Sumber : www.hizbut-tahrir.or.id)

Kelompok liberal yang mendewa-dewakan demokrasi dan anti syariah Islam tentu kecewa, melihat fakta  negara-negera Eropa yang tingkat pemerkosaannya tinggi. Sesuatu yang seharusnya menjadi tamparan bagi Yeni Wahid—salah  satu pentolan kelompok liberal—yang  dengan bangga menyatakan angka perkosaan di Saudi lebih tinggi daripada Eropa yang perempuannya banyak pakai bikini.

Padahal menurut data statistik tentang angka Pemerkosaan di 116 negara, 7 dari 10 negara dengan tingkat pemerkosaan tertinggi justru terjadi negara-negara Eropa. Seperti dilansir nationmaster.com,  Prancis, Jerman, Rusia, dan Swedia adalah negara Eropa dengan tingkat perkosaan tertinggi di dunia.
Kelompok liberal ini tentu lebih kecewa lagi, ketika melihat realita, banyaknya  negara yang mengklaim sebagai negara demokratis yang tingkat kriminalitas seksual juga tinggi. Menurut data  United States Department of Justice total korban pemerkosaan atau serangan seksual yang dilaporkan di Amerika pada pada tahun 2005 ada 191.670 orang.

Data pada 1995 dari lembaga perlindungan anak lokal AS mengidentifikasi 126 ribu anak-anak menjadi korban kekerasan seksual baik dapat dibuktikan atau hanya terindikasi. Dari jumlah korban itu, 75 persen adalah anak perempuan. Sekitar 30 persen korban kekerasan seksual itu berusia empat hingga tujuh tahun.
Harian The Guardian (10/1) menambahkan potret rusak negara kampiun demokrasi Inggris. Berdasarkan sebuah studi dilaporkan hampir satu dari lima wanita di Inggris dan Wales menjadi korban serangan seksual sejak berusia 16 tahun. Studi ini juga menunjukkan ada sekitar 473 ribu orang dewasa yang menjadi korban kejahatan seksual setiap tahun, termasuk di dalamnya ada 60 ribu sampai 95 ribu korban perkosaan.

Kondisi yang sama terjadi di negara demokratis lain di luar Amerika dan Eropa, seperti India. Negara ini tergoncang dengan meninggalnya mahasiswi kedokteran India berusia 23 tahun yang menjadi korban dari serangan pemerkosaan brutal  (16/12) oleh enam orang laki-laki di dalam bis di New Delhi.
Pemerkosaan di negara demokratis terbesar di dunia ini  ini memang mencengangkan, mencapai tingkat epedemik. Menurut Al-Jazeera, seorang perempuan diperkosa setiap 20 menit di India, dan 24.000 kasus perkosaan telah dilaporkan hanya untuk tahun lalu saja. Dilaporkan 80 persen wanita di Delhi telah mengalami pelecehan seksual. Sementara The Times of India melaporkan, perkosaan di India telah meningkat secara mengejutkan sebanyak 792 persen selama 40 tahun terakhir.

Perlu kita catat, angka pemerkosaan yang tinggi justru terjadi di negara-negara demokratis sekuler yang justru tidak menerapkan syariah Islam. Kita tentu saja bukan ingin  menyatakan bahwa di negara-negara Arab tidak terjadi pemerkosaan, karena negara-negara Arab juga bukanlah potret negara yang benar-benar menerapkan syariah Islam.

Yang ingin kita soroti adalah kegagalan negara-negara demokratis untuk melindungi wanita dari kejahatan seksual. Nilai-nilai liberal yang mereka agung-agungkan justru menjadi sumber malapetaka. Karena itu penting kita renungi komentar Dr Nazreen Nawaz, anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir  tentang kejahatan seksual yang marak di India.

Menurutnya, di saat pemerintah Barat terus mengekspor “demokrasi” pada dunia Islam sebagai sistem terbaik dalam menjamin martabat dan hak-hak perempuan, maka negeri demokratis terbesar di dunia ini justru dengan spektakuler telah gagal dalam melindungi kaum perempuannya.

Kejahatan seksual dengan tingkat yang mengerikan, sikap longgar pihak kepolisian India dalam menjaga martabat perempuan, dan sikap apatis dari pemerintah India dalam menjamin keamanan mereka adalah hasil dari kultur liberal yang secara rutin dan sistematis merendahkan nilai kaum perempuan. Kultur yang dibanggakan oleh negara dan diwujudkan dalam industri hiburan Bollywood.

Nazreen menambahkan, kultur Bollywood ini, bersama dengan industri lain seperti entertainment, periklanan, dan pornografi yang didukung oleh sistem demokrasi sekuler liberal India telah menampilkan kaum perempuan sebagai obyek untuk dimainkan sekadar memuaskan hasrat kaum lelaki, melakukan seksualisasi masyarakat, mendorong individu untuk mengejar keinginan egois jasmaniah mereka, mempromosikan hubungan di luar nikah, memelihara kultur pergaulan bebas dan memurahkan hubungan antara pria dan wanita. Semua ini telah menumpulkan kepekaan terhadap rasa jijik yang seharusnya dirasakan kaum lelaki, saat martabat kaum perempuannya dinodai.

Oleh karena itu, menurutnya,  tidak mengherankan India telah mengejar posisi dan status yang sejajar dengan negara-negara liberal lainnya seperti US dan Inggris, yakni berada di antara para pemimpin global kekerasan terhadap perempuan. Sistem demokrasi sekuler liberal ini, di mana setengah penduduknya hidup dalam ketakutan, bukanlah model yang pantas ditiru oleh dunia Muslim.

Islam satu-satunya sistem yang terbukti melindungi kehormatan masyarakat dan kemulian wanita. Masyarakat Islam dibangun atas dasar ketaqwaan yang juga melandasi hubungan pria dan wanita. Bukan hubungan yang mengumbar hawa nafsu dan seksualitas yang justru akan merugikan keduabelah pihak terutama wanita.

Syariah Islam secara komprehensif menjaga kehormatan wanita dengan pakaiannya yang menutup aurat, terpisahnya kehidupan pria dan wanita kecuali ada kebutuhan syar’i yang dibolehkan.  Islam hanya melegalkan hubungan seksual pria dan wanita melalui lembaga pernikahan yang mulia dan penuh tanggung jawab. Syariah Islam tentu saja tidak membiarkan segala aktifitas yang melecehkan wanita, tidak membiarkan wanita menjadi obyek seksual seperti industri hiburan penuh syahwat atau bisnis pornografi. Meskipun secara ekonomi mungkin menguntungkan.

Kehormatan wanita pun semakin terjaga dengan keberadaan lembaga pengadilan yang bersikap tegas dan adil berdasarkan syariah Islam untuk menghukum siapapun yang merusak dan melecehkan kehormatan wanita. Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (TQS al-Maidah : 50). [] Farid Wadjdi

Print Friendly

MENYOAL "ISLAM TETEK BENGEK"

By Siti Nafidah Anshory

Ada yang bilang, berdebat soal aturan tentang haramnya mengucapkan natal adalah urusan tetek bengek semata. Yang karenanya kita akan kehilangan hakekat beragama dan Islam jadi kehilangan apinya. Toh --katanya-- jika kita berakhlak baik, maka kita bersama akan masuk sorga. Menurutnya juga, mengucapkan syahadat sekedar pengetahuan tanpa keimanan, tak akan membuat orang-orang non muslim menjadi muslim. Dan orang-orang muslim menyanyikan lagu-lagu gereja pun tak kan membuat mereka menjadi kristen.


Pendapat saya : 
 
Justru ketika kita kaum Muslim menganggap aturan Allah SWT --Dzat Yang Maha Adil dan Maha Mengetahui hakekat segala sesuatu-- hanya sebagai "tetek bengek", itulah yang membuat agama Islam kehilangan apinya, kehilangan wibawanya. Bagaimana bisa kita berharap orang lain menghargai, wong kita umat Islamnya sendiri tak punya kepercayaan diri?

Perlu diketahui, bahwa ketika Allah SWT melarang umat Islam mengucapkan selamat natal, bukan berarti Islam tidak mengajarkan toleransi pada non Muslim. Banyak sekali aturan2 yang memerintahkan kita berlaku baik pada mereka, melarang menyakiti mereka dan melanggar kehormatan, harta dan nyawa mereka sepanjang mereka juga tidak menyakiti dan tidak melanggar kehormatan, harta dan nyawa kita. Bahkan dalam konteks masyarakat Islam, keberadaan mrk dilindungi oleh negara yang menerapkan hukum2 Islam dan hak-hak mereka sama dengan warga negara muslim.

Hanya saja, toleransi yang dituntut oleh Islam bukanlah toleransi yang menggadaikan keyakinan. Keyakinan bahwa di sisi Allah hanya Islam agama yang diridhai. Dan bahwa surga, hanya layak bagi orang yang beriman dengan keimanan yang benar, yakni iman Islam dan yang meyakini bahwa hanya Allah satu2 Tuhan yang layak disembah dan dijadikan hakim/pembuat hukum.

Sesungguhnya keyakinan bahwa semua agama baik dan benar adalah keyakinan rusak dan bathi. Dan bahwa orang2 kafir (yahudi dan nashrani) yang mengusung gagasan pluralisme yang rusak ini tak bersungguh2 meyakini hal tersebut dengan hati mrk. Karena jika semua agama benar, mereka tak pernah berpikir untuk memilih Islam sbg agama mrk dan membuat mrk mau hidup dengan aturan2nya.

Sesungguhnya mereka hanya ingin agar keyakinan pluralisme ini diambil oleh umat Islam, agar umat Islam ---yg agamanya dan aturan2nya sangat sempurna krn mengatur seluruh aspek kehidupan ini-- tak bisa kembali bangkit sebagai umat yang unggul sebagaimana awalnya dan negaranya menjadi negara adidaya sebagaimana dulu berabad2 lamanya mampu mengungguli peradaban mereka... Jadi jangan terperdaya ...


------------------------

Dalam pandangannya, Islam telah kehilangan apinya karena selalu berkelahi mengenai tektek bengek sehingga agama Islam sbg rahmat tak kelihatan. Yang kelihatan adalah orang2 picik yg jalan di tempat bahkan ingin kembali ke abad VI. Padahal Islam mencapai kejayaan pada abad ke XVIi waktu sains mengalami kemajuan di kalangan orang Islam. Sekarang kalau ada yang salah dalam masyarakat Islam di mana2, disalahkanlah pihak lain. Kalau saling bunuh di Sampang itu karena apa? Pasti yang disalahkan yang di ujung dunia.

Dan ini pendapat saya :

Seruan untuk kembali kepada syariat bukan sekedar didorong oleh romantisme sejarah, tapi karena keimanan memang menuntut demikian. Tudingan bahwa dengan syariah berarti umat mundur ke belakang juga salah, karena faktanya, justru dengan syariahlah umat yang sebelumnya jahiliyah kemudian berubah menjadi khoiru ummah.

Kemajuan sains bukan baru muncul pada abad XVII saja. Kalau kita baca sejarah, maka fondasi kemajuan saintek sebetulnya sudah dimulai saat baginda Rasul mendakwahkan Islam dan menerapkannya dalam sistem kenegaraan di negeri Madinah. Fondasi itu adalah mind frame AQIDAH. Yakni keyakinan tentang tugas penciptaan manusia di muka bumi sebagai khalifah (pengelola bumi) dan pembawa risalah ke seluruh alam. 

Keyakinan mendasar inilah yang menuntun generasi Islam awal merintis peradaban, mengubah diri dr entitas jahiliyah menjadi entitas penuntun umat menuju kemajuan. Menjadikan senjata dan unta yang semula hanya mjd modal perang antar suku menjadi sarana menebar kebaikan. Spirit ini pulalah yang menuntun mereka mencreate sarana2 yang memudahkan misi hidup mereka. Mencipta senjata perang demi memenangi jihad fii sabiilillah, mencipta alat navigasi, kompas, teknik perkapalan yang menuntun mereka sampai ke negeri seberang, mencipta teknik2 kedokteran untuk meningkatkan derajat kesehatan, termasuk mengobati para tentara yang luka karena perang, mencipta teknik hitungan yang memudahkan mereka mencatat kebutuhan dan pengeluaran anggaran, membuat teknik komunikasi dan percetakn untuk memudahkan dakwah dan pengajaran... dan banyak lagi karya2 umat Islam yang lahir dari sebuah keyakinan, hingga saat segala sesuatunya Allah mudahkan bagi umat Islam, karya2 seni pun mulai bermunculan. Dan akhirnya, peradaban umat Islam yang agung menjadi patron bagi umat2 lainnya yg saat itu msh terkurung dalam sejarah panjang bernama "abad kegelapan" (dark age).. dan belasan abad umat Islam mampu tampil sbg umat terbaik dan negaranya menjadi negara pertama dan adidaya yang ditakuti bangsa2 lain di dunia hingga kekuatan itu runtuh tahun 1924.

Jd menurut sy, itulah yg hilang dari kita sekarang. Yakni aqidah sebagai modal kebangkitan. Sayangnya, kebanyakan dari kita justru berpikir bahwa dengan menjauhi Islam dan hidup mengekor pada Barat dan hidup dengan pemikiran2 yang dipropagandakan barat akan menjadikan kita mulia. Justru mnrt sy, yg tetek bengek itu adalah ketika kita berpikir bahwa peradaban sampah kebebasan yg dipropagandakan Barat adalah kunci kebangkitan. 

Bukankah dengan prinsip kebebasan, akhirnya sumber daya alam kita dirampok dan kita dimiskinkan?

Bukankah dengan kebebasan, anak2 kita masuk dalam pergaulan bebas yang membuat mrk tertular penyakit menjijikkan dan menghalalkan pembunuhan?

Bukankah dengan kebebasan, anak2 kita tak menganggap para orang tua layak dihormat dan didengarkan?

Bukankah atasnama kebebasan para pemimpin berlomba saling berebut kekuasaan dan kekayaan? 

Bukankah dengan kebebasan para loyalis barat dengan tanpa merasa salah menggadai negeri demi dana proyek yang ditawarkan?

Bukankah dengan kebebasan, penodaan agama tak bisa dihentikan dan aliran2 sesat banyak bermunculan dan akhirnya memunculkan konflik berkepanjangan? Ataukah ini yang memang diinginkan?

Jadi,  jika hari ini banyak "borok" yang nampak dari umat Islam, pantaskah jika Islam yang dipersalahkan?

------ [SNA]