INSPIRING QUR'AN :

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhan-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa" (TQS. Ali-Imran : 133)

Rabu, 28 Agustus 2013

SERUAN HANGAT MHTI KEPADA INTELEKTUAL MUSLIMAH INDONESIA



Hari ini, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyerukan reposisi peran intelektual. Reposisi untuk mengembalikan peran intelektual muslimah sebagaimana mestinya, seperti yang dijelaskan Islam yakni sebagai pencetak generasi cemerlang, pembimbing umat dan pemberi solusi yang benar untuk memecahkan berbagai persoalan umat.

Saatnya intelektual muslimah berdiri di garda terdepan dalam perjuangan membebaskan generasi bangsa ini dari belenggu pragmatisme dengan  menerapkan ideologi Islam mewujudkan Indonesia besar, kuat dan terdepan dalam naungan Khilafah Islamiyah.

Muslimah Hizbut Tahrir menyerukan kepada intelektual muslimah dan perempuan Indonesia untuk:

1.       Menghayati kembali peran sebagai ibu generasi, mendidik dan membina generasi dengan Islam dan ilmu yang bermanfaat. Sehingga muncul generasi yang berkepribadian Islam. Generasi dibina perilakunya dengan ilmu yang dimilikinya, dipraktikkan dan selalu dikaitkan dengan aqidah dan syariah.

2.       Menjadikan Islam dan tsaqafah Islam sebagai sumber mata air utama referensi keilmuan kaum intelektual yang akan menjamin masa depan generasi bangsa. Islam akan menggantikan tsaqafah asing, jalan usang yang selama ini menjadi rujukan kurikulum pendidikan sekuler.

3.       Meninggalkan kapitalisme dan ide-ide turunannya seperti kesetaraan gender, pluralisme, termasuk di dalamnya asas berpikir ilmiah yang diwariskan barat kepada kalangan intelektual. Semua pemikiran itu telah nyata gagal membawa Indonesia menjadi besar, kuat dan terdepan. Dan kapitalisme juga sudah terbukti telah merusak kualitas generasi bangsa dengan sistem pendidikan pragmatisnya yang berorientasi pasar.

4.       Mengoreksi penguasa dan membangun kesadaran politik umat, yaitu kesadaran umat tentang bagaimana mereka memelihara urusannya dengan syariat Islam. Sehingga akan muncul generasi yang punya kesadaran untuk berislam kaffah karena tak rela hidup dengan hukum dan aturan yang bertentangan dengan syariat Allah.

5.      Bergabung dalam arus perjuangan yang benar yang berlandaskan metode dakwah Rasulullah saw untuk memperjuangkan tatanan kehidupan berdasar ideologi Islam demi tegaknya izzul Islam wal Muslimin. Hal ini bisa kita lakukan dengan cara :

a.       Melakukan kerja kolektif untuk perubahan hakiki, yakni upaya dakwah berjamaah bersama dengan kelompok dakwah visioner untuk mengembalikan kehidupan Islam.

b.      Terus mendalami ideologi Islam dan berkarya hanya untuk izzatul Islam, negeri Islam dan kemaslahatan umat. Juga berkarya untuk mempersiapkan tegaknya peradaban Islam di bawah naungan khilafah.

c.       Terus-menerus mensosialisasikan ideologi Islam pada generasi muda, kalangan intelektual dan keluarga-keluarga Muslim dalam bentuk solusi masalah kehidupan masyarakat, sehingga masyarakat siap hidup dalam tatanan kehidupan berdasar Ideologi Islam, ini kita lakukan dalam rangka memperbesar kumpulan rakyat yang mengenal dan menginginkan penerapan hukum-hukum Allah.

Dengan arah perjuangan yang demikian maka kita bisa berharap bahwa perubahan akan sanggup dilakukan dan generasi cemerlang adalah keniscayaan yang dekat. Berjalan beriringan dengan partai politik yang sejati, intelektual bekerjasama untuk memetakan dan menyatukan seluruh potensi umat mewujudkan negara besar, kuat dan terdepan dalam naungan khilafah. Semoga harapan ini segera terealisasi dengan izin dan pertolongan Allah SWT.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih bahwa sungguh Dia akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah keadaan mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dan tidak mempersekutukanKu dengan sesuatupun. Tetapi barangsiapa yang kafir setelah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (TQS. Al-Nuur : 55)

(Dikutip dari buku Jalan Baru Intelektual Muslimah, Visi Perubahan Generasi, Tim Intelektual Muslimah HTI, 2012)

Selasa, 20 Agustus 2013

LET'S STRUGGLE FOR KHILAFAH!


Ikhwah fillaah,
Meski kita prihatin dengan apa yang menimpa saudara2 kita di Mesir, 
jangan lupakan pembantaian saudara2 kita di Suriah, saudara2 kita di myanmar, saudara2 kita di uighur, dan tempat2 lainnya yang hingga hari ini juga sedang terus berlangsung... 

Demi Allah! Bukan karena jamaah atau bangsa kita bela mereka, dan tidak boleh karena jamaah atau bangsa kita tuntut keadilan buat mereka... tapi karena realitasnya mereka adalah saudara kita seakidah....

Semoga krisis yang sedang terjadi di negeri2 kaum muslimin makin menguatkan kesadaran akan urgensi mewujudkan kepemimpinan Islam (khilafah) sekaligus membuka mata tentang betapa busuk dan utopinya sistem demokrasi serta betapa bahayanya paham qaumiyah-nasionalisme.

Allaahummanshur ikhwaananaa fi mishra, wa fii suuriyah, wa fii myanmar, wa fii uighur, wa fii kullii makaanin.. Allaahummanshur man nasharaddiin, wakhdzul man qatalal mu'miniin....

Allaahummanshurnaa fainnaka khairun naashiriin, waftahlanaa fainnaka khairul faatihin, waghfirlanaa fainnaka khairul ghaafirin, warhamnaa fainnaka khairur raahimiin, warzuqnaa fainnaka khairur raaziqiin, wahdinaa, wa najjinaa minal qaumidz dzaalimiin.

Jumat, 02 Agustus 2013

IRONI RAMADHAN DAN IDUL FITRI



By Siti Nafidah Anshory

Sahabat hati ……….
Tak terasa saat ini  kita sudah berada di hari-hari penghujung bulan suci Ramadhan.
Biasanya di saat seperti ini,
gembira dan sedih bersatu membuncah ruah dalam diri setiap orang yang beriman.
Gembira… karena akan bertemu dengan hari kemenangan setelah sebulan penuh berjuang jalani ketaatan.
Sedih … karena tak lama lagi, kita akan meninggalkan bulan yang begitu sarat kemuliaan dan pujian.

Tapi di penghujung Ramadhan
Kitapun terbiasa melihat banyak ironi
Mesjid dan mushalla sedikit demi sedikit kembali beranjak sepi
Sementara mall-mall  penuh sesak dengan orang yang bergembira hendak berpisah dengan ramadhan
Di 10 hari terakhir yang seharusnya menjadi puncak aktivitas ramadhan
Sebagian besar umat Islam justru larut dalam aktivitas tak bermakna apa-apa

Ironi akan lebih Nampak lagi saat tiba idul fitri
Idul fitri yang sejatinya kembali pada fitrah keimanan,
dimaknai dengan kembali pada kebebasan,
Idul fitri yang sejatinya saat untuk memulai pertaubatan
Dimaknai sebagai lampu hijau untuk kembali melakukan kemaksiatan

Perubahan positif dan suasana religi yang terjadi di bulan ramadhan,
ternyata berlangsung hanya sesaat saja…,
Sementara pasca ramadhan,
semuanya kembali pada kebiasaan lama, pada habbits semula.
Aurat  yang tertutup saat bulan ramadhan,
Kembali terbuka lebar nyaris telanjang
Tayangan-tayangan media yang bernuansa religi pun
Kembali sarat pornografi dan kesia-siaan.
Tempat-tempat hiburan yang pada saat ramadhan ditutup,
Kembali terbuka dan ramai dikunjungi banyak orang

Tak ayal, ramadhan hanyalah dijadikan sebagai bulan skorsing maksiyat sementara,
Karena masyarakat kita, kadung beriman pada aqidah sekularisme yang meminggirkan peran agama
Di masyarakat seperti ini, Agama hanya boleh eksis saat ramadhan saja
Sementara di luar ramadhan, biarlah hawa nafsu yang menjadi kendalinya
Dengan demikian halnya,
Meski sejatinya Ramadhan adalah jalan menuju taqwa
Namun semua itu hanyalah jargon semata

Inilah Ironi Ramadhan dan idul fitri di negeri sekuleris kapitalis
Negeri yang hanya berbasa-basi menghormati bulan suci,
namun membiarkan 11 bulan lainnya terkotori
Negeri yang mengaku berketuhanan,
Namun menjadikan hukum Allah sebagai permainan dan olok-olok saja

Sungguh kita butuh penjaga agar Ramadhan bisa benar-benar menjadi jalan taqwa
Dan Penjaga itu, tidak lain adalah pemimpin yang siap menjadikan Allah dan RasulNya sebagai penuntunnya
Pemimpin yang siap menerapkan hukum-hukum Allah secara kaffah dalam kehidupan nyata
Yang dengan semua hokum itu, fitrah kemanusiaan sebagai hamba Allah tetap terjaga
Dan dunia inipun akan terhindar dari kerusakan dan bencana [SNA]
 --------