INSPIRING QUR'AN :

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhan-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa" (TQS. Ali-Imran : 133)

Senin, 26 November 2012

LIQA MUHARRAM 1434 H MHTI BERSAMA MUBALLIGHAH DAN MUHIBBATUL MUBALLIGHAH JAWA BARAT

"Muballighah bersama umat berjuang memuliakan perempuan dan generasi di bawah naungan khilafah, negara yang mensejahterakan"
Subhanallah walhamdulillah, acara Liqa' Muharram MHTI bersama muballighah dan muhibbatul muballighah yang diselenggarakan di auditorium Ponpes Al-Basyariyah Cigondewah pimpinan Buya Drs. KH. Saeful Azhar berjalan lancar dan penuh khidmat. Sekitar 1300 peserta berdatangan dari berbagai tempat di Jawa Barat. Dan yang menggembirakkan, Alhamdulillah, jumlah ini melebihi target dari yang sudah ditetapkan panitia.

Cuacapun cukup kondusif, pdhl menurut informasi, hari2 sebelumnya daerah tempat berlangsungnya acara terus diguyur hujan bahkan sempat banjir dan listrik mati. Hujan, atas izin Allah, justru turun setelah seluruh peserta berangkat pulang dengan kendaraannya masing2.

Meski acara berbentuk orasi, namun nyaris seluruh peserta tidak ada yang beranjak ke luar ruangan. Dari awal hingga akhir, mereka khusuk mendengarkan paparan seluruh pembicara, tentang urgensi dan wajibnya perjuangan menegakkan syariah dan khilafah serta bagaimana gambaran cara khilafah mensejahterakan umat termasuk perempuan dan generasi. Bahkan di sela-sela acara tsb, takbir bergemuruh memenuhi ruangan auditorium, dan sesekali tampak para peserta yang mengusap air mata karena kerinduan akan datangnya pertolongan Allah dalam perjuangan mengembalikan izzul islam wal muslimin yang berat ini.

Acara Liqa' Muharram 1434 H ini digelar serentak oleh Muslimah HTI di berbagai kota besar di seluruh Indonesia dalam rangka mengumpulkan energi dan semangat perjuangan syariah dan khilafah yang saat ini masih terserak. Melalui acara ini, para muballigah dan muhibbatul muballighah yang sebelumnya memang sudah paham dan sepakat mengenai kewajiban menegakkan syariat dalam wadah khilafah dimotivasi untuk lebih proaktif, kreatif dan lebih gencar lagi meyebarkan pemahaman islam ideologis ke tengah umat di berbagai kesempatan, hingga islam dan khilafah akan menjadi opini umum dan menjadi energi pendorong terjadinya perubahan hakiki ke arah Islam.

Semoga Allah swt berkenan menjadikan ikhtiar kecil ini, sebagai salah satu anak tangga menuju kemenangan. Sungguh, hanya dengan penerapan Islam dalam naungan khilafah, negeri ini, bahkan seluruh dunia, akan sejahtera dan penuh berkah. Dan umat Islampun --termasuk kaum perempuan-- akan beroleh kembali kemuliaan yang sejatinya merupakan miliknya, tak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. [SNA]

Rabu, 07 November 2012

MASIH ADAKAH UKHUWAH?

"Muhammadur Rasuulullaah. Walladziina ma'ahuu asyiddaa-u 'alalkuffaari, ruhamaa-u bainahum ......"

Alangkah indah saat Allah swt menggambarkan karakter orang2 mu'min yang hidup di sisi Rasulullah saw. 
Mereka, para sahabat radiyallaahu anhum, benar2 saling menyayangi karena Allah di antara sesama mereka, .... 
Dan sebaliknya, kompak bersikap keras terhadap orang2 kafir dan kekufuran ....

Tapi kemanakah gerangan karakter itu sekarang?
Saat ukhuwah islamiyah terbatasi sekat bernama jamaah, harakah atau gerakan?
Saat keimanan tak cukup menjadi alasan untuk saling bergandengan tangan ?

Kemanakah gerangan keindahan itu sekarang?
Saat kebenaran dan surga diklaim hanya menjadi milik diri dan kelompoknya seorang ?
Sementara yang lain tak layak dapat bagian?

Alangkah pandai syaitan membuat berbagai jebakan,
Hingga umat ini tak sadar menjadikan dirinya sebagai teman.
Dan berlomba2 mensukseskan konspirasi musuh yang melemahkan kekuatan.
Bahkan memilih berdiri berhadapan dengan orang2 yang seiman.

Saudaraku fillah,
Sesungguhnya apa yg hari ini kita lakukan dalam perjuangan hanyalah sebuah ikhtiar.
Sementara jamaah dan harakah yang kita masuki hanyalah kendaraan.
Adakah semua memiliki jaminan, bahwa hanya kita yang layak mendapat pertolongan?

Sungguh kebenaran itu hak milik Allah!
Kewajiban kita adalah memilih dengan hujjah, dan berbuat dengan hujjah.
Sehingga saat kita memberi dan diberi ilmu, harusnya kita baca sebagai cara Allah mengokohkan hujjah, dan bukan dilihat sebagai sarana menebar kebencian dan perpecahan.
Bukankah karakter lain orang2 mu'min adalah :
Wa tawaa shaubil haqqi, wa tawaa shaubish-shabri?

Dan adapun apa yang hari ini kita sebut "perbedaan"
Yakinlah satu saat akan jadi kekuatan
Karna sepanjang kita ikhlas berjuang
Dan berupaya terus menjaga konsistensi atas syariat Islam dg landasan keimanan,
Maka dari arah manapun dan dengan apapun kita berjalan
Niscaya Allah akan mempertemukan kita di titik yang sama
Dan di saat itulah, seluruh orang2 beriman,
Akan bergembira atas datangnya pertolongan dan kemenangan.

-------- [SNA]

BERJUANG DI ZONA AMAN, MUNGKINKAH ?

By Siti Nafidah Anshory

Aktivitas dakwah Rasul saw setidaknya ada 4 : 

(1) Tatsqif (pembinaan) baik murakkazah (intensif) untuk pengkaderan, maupun jama'iy (massal) untuk pembentukan opini umum dengan penanaman aqidah dan pemahaman hukum2 Islam. 
(2) Shira'ul fikr, yakni pergolakan pemikiran, berupa upaya menyerang/meluruskan pemikiran2 rusak yang ada di tengah umat dan menyampaikan pemikiran2 yang lurus yakni Islam.
(3) Kifahus-siyaasi, yakni perjuangan politik untuk membongkar kedok para penguasa yang loyalitas mereka bukan kepada Islam dan umat Islam, serta membongkar konspirasi mrk dengan orang kafir dan kekufuran. 
(4) Tabanni mashalihul ummah, yakni mengadopsi kemaslahatan ummat dengan solusi2 Islam.

Semua aktivitas ini targetnya sama, yakni membentuk sebuah masyarakat yang berkesadaran politik Islam tinggi, yang siap menjadikan Islam sebagai landasan berpikir dan berbuat (way of life) mrk, dan mereka terdorong untuk memperjuangkan Islam agar tegak di muka bumi.

Jika melihat aktivitas tersebut, maka alaminya dakwah bersifat melawan arus. Terlebih hari ini, Islam memang belum menjadi mainstream. Itulah kenapa, berjuang di jalan dakwah Islam tidak mungkin tanpa benturan. Minimal benturan pemikiran yang membuat hati merasa tidak nyaman, dan maksimal beresiko kematian.

Betul bahwa kita boleh memilih uslub/cara yang terbaik agar dakwah menjadi efektif dan efisien. Orang sunda bilang, "laukna beunang, caina herang". Namun bukan berarti, tujuan menghalalkan cara hanya karena ingin cari aman, karena Islam sudah menetapkan, bahwa dlm dakwah ada aturan, mana yang boleh dan bersifat inisiatif (yakni yg menyangkut uslub/teknis/cara), dan mana yang sudah fixed (yakni yg menyangkut thariqah/manhaj/strategi).

Bukankah sudah menjadi sunnatullah, bhw berjuang/berdakwah di jalan Islam pasti akan menuai resiko? Namun bukankah reward yang Allah janjikan juga tak sebanding dengan pengorbanan yang kita curahkan?

Jadi, yg harus selalu kita pastikan dalam berjuang adalah lurusnya tujuan dan konsistensi terhadap ideologi Islam, termasuk dalam memperjuangkannya. Karena tidak mungkin syariat Islam tegak dengan cara mengabaikan syari'at! Dg kata lain, menegakkan syariat tentu harus dengan (mentaati) syariat.

Yuk, kita sama2 terus belajar dan memohon kepada Allah agar ditunjuki jalan kebaikan dan kebenaran.
Allaahummahdinash-shiraathalmustaqiim...!
[SNA]