Aktivitas dakwah Rasul saw setidaknya ada 4 :
(1) Tatsqif (pembinaan) baik murakkazah (intensif) untuk pengkaderan, maupun jama'iy (massal) untuk pembentukan opini umum dengan penanaman aqidah dan pemahaman hukum2 Islam.
(2) Shira'ul fikr, yakni pergolakan pemikiran, berupa upaya menyerang/meluruskan pemikiran2 rusak yang ada di tengah umat dan menyampaikan pemikiran2 yang lurus yakni Islam.
(3) Kifahus-siyaasi, yakni perjuangan politik untuk membongkar
kedok para penguasa yang loyalitas mereka bukan kepada Islam dan umat
Islam, serta membongkar konspirasi mrk dengan orang kafir dan kekufuran.
(4) Tabanni mashalihul ummah, yakni mengadopsi kemaslahatan ummat
dengan solusi2 Islam.
Semua aktivitas ini targetnya sama, yakni membentuk sebuah masyarakat yang berkesadaran politik Islam tinggi, yang siap menjadikan Islam sebagai landasan berpikir dan berbuat (way of life) mrk, dan mereka terdorong untuk memperjuangkan Islam agar tegak di muka bumi.
Jika melihat aktivitas tersebut, maka alaminya dakwah bersifat melawan arus. Terlebih hari ini, Islam memang belum menjadi mainstream. Itulah kenapa, berjuang di jalan dakwah Islam tidak mungkin tanpa benturan. Minimal benturan pemikiran yang membuat hati merasa tidak nyaman, dan maksimal beresiko kematian.
Betul bahwa kita boleh memilih uslub/cara yang terbaik agar dakwah menjadi efektif dan efisien. Orang sunda bilang, "laukna beunang, caina herang". Namun bukan berarti, tujuan menghalalkan cara hanya karena ingin cari aman, karena Islam sudah menetapkan, bahwa dlm dakwah ada aturan, mana yang boleh dan bersifat inisiatif (yakni yg menyangkut uslub/teknis/cara), dan mana yang sudah fixed (yakni yg menyangkut thariqah/manhaj/strategi).
Bukankah sudah menjadi sunnatullah, bhw berjuang/berdakwah di jalan Islam pasti akan menuai resiko? Namun bukankah reward yang Allah janjikan juga tak sebanding dengan pengorbanan yang kita curahkan?
Jadi, yg harus selalu kita pastikan dalam berjuang adalah lurusnya tujuan dan konsistensi terhadap ideologi Islam, termasuk dalam memperjuangkannya. Karena tidak mungkin syariat Islam tegak dengan cara mengabaikan syari'at! Dg kata lain, menegakkan syariat tentu harus dengan (mentaati) syariat.
Yuk, kita sama2 terus belajar dan memohon kepada Allah agar ditunjuki jalan kebaikan dan kebenaran.
Allaahummahdinash-shiraathalmu staqiim...!
Semua aktivitas ini targetnya sama, yakni membentuk sebuah masyarakat yang berkesadaran politik Islam tinggi, yang siap menjadikan Islam sebagai landasan berpikir dan berbuat (way of life) mrk, dan mereka terdorong untuk memperjuangkan Islam agar tegak di muka bumi.
Jika melihat aktivitas tersebut, maka alaminya dakwah bersifat melawan arus. Terlebih hari ini, Islam memang belum menjadi mainstream. Itulah kenapa, berjuang di jalan dakwah Islam tidak mungkin tanpa benturan. Minimal benturan pemikiran yang membuat hati merasa tidak nyaman, dan maksimal beresiko kematian.
Betul bahwa kita boleh memilih uslub/cara yang terbaik agar dakwah menjadi efektif dan efisien. Orang sunda bilang, "laukna beunang, caina herang". Namun bukan berarti, tujuan menghalalkan cara hanya karena ingin cari aman, karena Islam sudah menetapkan, bahwa dlm dakwah ada aturan, mana yang boleh dan bersifat inisiatif (yakni yg menyangkut uslub/teknis/cara), dan mana yang sudah fixed (yakni yg menyangkut thariqah/manhaj/strategi).
Bukankah sudah menjadi sunnatullah, bhw berjuang/berdakwah di jalan Islam pasti akan menuai resiko? Namun bukankah reward yang Allah janjikan juga tak sebanding dengan pengorbanan yang kita curahkan?
Jadi, yg harus selalu kita pastikan dalam berjuang adalah lurusnya tujuan dan konsistensi terhadap ideologi Islam, termasuk dalam memperjuangkannya. Karena tidak mungkin syariat Islam tegak dengan cara mengabaikan syari'at! Dg kata lain, menegakkan syariat tentu harus dengan (mentaati) syariat.
Yuk, kita sama2 terus belajar dan memohon kepada Allah agar ditunjuki jalan kebaikan dan kebenaran.
Allaahummahdinash-shiraathalmu
[SNA]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar