INSPIRING QUR'AN :

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhan-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa" (TQS. Ali-Imran : 133)

Senin, 30 Juli 2012

MHTI JABAR : DISTAS INSAN MEDIA, MUBALLIGHOH, INTELEKTUAL DAN AKTIVIS ORGANISASI MUSLIMAH




REPORTASE

 Pada hari Ahad 29 Juli 2012, MHTI Jabar berhasil menyelenggarakan acara Dialog Terbatas dengan tema ‘PERAN STRATEGIS MEDIA DAN URGENSI MEMBANGUN SINERGI ANTAR INSAN MEDIA, MUBALLIGHOH, INTELEKTUAL DAN AKTIVIS ORGANISASI MUSLIMAH DALAM UPAYA PENYELAMATAN GENERASI’.  Acara yang berlangsung di Kantor DPD I HTI Jabar ini bertujuan untuk menggagas solusi penyelamatan generasi yang saat ini terbelenggu berbagai macam kerusakan, yang antara lain dikukuhkan oleh media.

 Diskusi ini dihadiri oleh puluhan tokoh dari kalangan media, intelektual, muballighoh dan aktivis organisasi muslimah Jawa Barat. Tokoh yang hadir antara lain intelektual dari UIN Bandung, UPI, ITENAS, utusan PW Wanita PUI, BKMM, ICMI, PWS Mesjid Salman ITB, aktivis Aisyiyah, aktivis Persistri,  FUUI, Pesantren Ulul Albab, dan para aktivis MHTI Jabar. Dari kalangan media hadir Ketua Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Jawa Barat Ibu Neng Athia dan Anggota Dewan Pengawas PRSSNI Jawa Barat, Ibu Hj. Indra Subagyo.

 Acara ini berjalan dengan hangat dan penuh keakraban, dipandu oleh Ibu Vetiana Halim, SE dari Lajnah Fa’aliyah MHTI Jabar. Adapun pengantar diskusi disampaikan oleh Ketua MHTI Jabar, Ibu Siti Nafidah, SP, M.Ag. Beliau memaparkan pembacaan MHTI mengenai akar masalah kerusakan generasi yang tidak lain dikarenakan oleh penerapan sistem sekular kapitalistik yang menjauhkan umat dari Islam dan tak mendukung lahirnya generasi terbaik. Juga akibat konspirasi asing berupa serangan pemikiran dan budaya yang berhasil menciptakan individu dan lingkungan yang rusak dan merusak.

Beliau juga menjelaskan, bahwa akibat sekularisme dan konspirasi ini, 3 pilar pembangun generasi telah rusak, yakni keluarga, lingkungan/masyarakat dan negara. Keluarga kian mengalami disfungsi dan para orangtua tak mampu menjalankan perannya secara optimal. Lingkungan masyarakatpun sama sekali “tak ramah generasi”, penuh dengan kemaksiatan termasuk berkembangnya media yang memapar kerusakan, menjauhkan dari suasana ta’awun, dan melemahkan tradisi amar ma’ruf nahi munkar. Di sisi lain, Negara yang berparadigma sekuler kapitalistik ini juga sangat lemah menghadapi konspirasi dan tak mampu menjadi ra’in (pengurus) sekaligus  junnah (pelindung) bagi umat dan generasi.

Oleh karenanya, MHTI menyampaikan tawaran solusi bagi penyelamatan generasi. Yakni dengan mencampakkan system sekuler kapitalisme dan kembali kepada aturan ilahi, melalui dakwah yang fokus pada upaya mengokohkan fungsi keluarga dengan landasan aqidah dan pemahaman akan syariat islam, memperbaiki kondisi dan fungsi masyarakat sebagai “kapal bersama”, yang siap saling menjaga dan menyelamatkan dengan menghidupkan tradisi amar ma’ruf nahi munkar semata karena Allah, dan mewujudkan negara bertauhid yang berfungsi sebagai pelaksana syariat sehingga bisa menjadi “rain” dan “junnah”.

Untuk mewujudkannya, MHTI menekankan tentang peran dan tanggungjawab yang dipikul oleh setiap Muslim, apapun profesi dan latar belakang benderanya, untuk menjadi corong penyampaian ide-ide Islam kaaffah di tengah-tengah umat. Hanya saja secara khusus, peran strategis media dan insan media dibahas dalam diskusi, mengingat media pada hari ini memiliki peluang dan daya jangkau paling luas serta paling efektif menjadi alat propaganda/pengopinian di tengah-tengah masyarakat. Bahkan media dipandang memiliki andil besar dalam pembentukkan karakter masyarakat, karena sifat “dakwah”nya yang massif, menarik dan atraktif. Ibarat serangan udara, media bisa menembus berbagai sekat penghalang mengungguli serangan darat yang dilakukan para pendidik, muballighah, dan lembaga ormas di tengah-tengah masyarakat.

Itulah kenapa, MHTI merasa penting sesegera mungkin menggalang sinergi antar media, insan media dan tokoh muslimah. Harapannya, ide-ide Islam yang merupakan obat penyelamat bagi generasi bisa cepat menyebar di tengah umat, mengcounter propaganda sekularisme-liberalisme dan islamophobia.

Pada sessi diskusi, para peserta yang hadir merespon positif apa yang digagas ketua MHTI dan mengapresiasi upaya MHTI menggalang sinergi antar tokoh umat termasuk media. Mereka aktif memberikan pandangan mengenai upaya yang telah ditempuh dalam penyelamatan generasi ini, sekaligus menyampaikan saran terhadap insan media dan harapan ke depannya. Pada sessi ini, Ketua KPID Jabar –Ibu Neng Athia- secara khusus menyampaikan apa upaya praktis yang sudah dilakukan KPID hari ini terhadap  keberadaan tayangan rusak media, peran serta masyarakat yang diharapkan, berikut kendala-kendala yang dihadapi akibat kapitalisasi media yang demikian kental seperti saat ini.

Para peserta berharap diskusi sinergis seperti ini akan terus berlangsung sehingga upaya penyelamatan generasi dengan tampilnya system Islam akan segera terwujud. Diskusi diakhiri dengan kesimpulan, bahwa pengarusan Islam kaaffah menjadi urgen, sehingga harus ada penyamaan persepsi tentang apa itu Islam dan bagaimana menegakkannya. Terkait dengan hal tersebut, dalam closing statementnya, Ketua MHTI Jabar menyampaikan gagasan mengenai  Forum Diskusi Strategis untuk Muslimah Jabar yang di dalamnya akan dibahas isu-isu strategis tentang Perempuan, Keluarga dan Generasi dengan sudut pandang dan solusi Islam dan hasilnya menjadi bahan opini di jejaring masing-masing sehingga akan menjadi trending topics di tengah umat. Dengan demikian, umat akan meyakini kemampuan Islam sebagai solusi bagi seluruh persoalan hidup mereka dan sebagai rahmatan lil ‘alamin yang mereka rindukan tegaknya di muka bumi ini. Gagasan inipun mendapat sambutan positif dari para peserta diskusi.

Acara berakhir menjelang dzuhur dan ditutup dengan muhasabah serta foto bersama yang diselingi perbincangan mengenai sinergitas yang akan dibangun selanjutnya. Subhanallaah, walhamdulillaah.[][][]
-------------
















Tidak ada komentar: