Tak terasa, saat ini kita sudah kembali memasuki
bulan Ramadhan. Kita tentu sangat
bersyukur karena hingga hari ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk
bisa menikmati bulan yang sangat istimewa ini. Betapa tidak? baginda Rasulullah saw telah menyampaikan,
bahwa pada bulan Ramadhan, Allah swt akan menaungi kaum mu’minin dengan segala
keagungan dan keberkahan. Selain pahala shaum yang luar biasa, di bulan ini, Allah
mengobral pahala sedemikian rupa. Pahala amalan sunnah disetarakan dengan
amalan fardhu, sementara pahala amalan fardhu dilipat gandakan. Bahkan
di dalam bulan ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Allah swt telah
menentukan, bahwa hikmah dan tujuan shaum di bulan ramadhan adalah agar kita
menjadi orang-orang yang bertaqwa. Di dalam surat al-Baqarah ayat 183, Allah
swt berfirman yang artinya : "Hai orang2 yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana
telah diwajibkan atas orang2 sebelum kalian agar kalian bertaqwa"
Sebagian ulama salafus-shaleh mendefinisikan takwa
dengan sikap takut kepada Allah, menerapkan wahyu yang diturunkan dan
mempersiapkan diri menghadapi kematian. Seluruh makna ini mengarah pada satu
hal, yakni kesiapan kaum mu’minin, baik secara individu, maupun secara kolektif
untuk tunduk dan patuh pada seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh
laranganNya, serta untuk siap berkorban di jalan ketaatan kepadaNya secara total.
Oleh karena itu, ibadah Ramadhan tentu akan berkurang
maknanya, jika kita tidak menindaklanjutinya dengan upaya untuk melaksanakan
syariah secara kaffah
dalam kehidupan, karena justru di situlah sesungguhnya wujud ketakwaan yang
hakiki. Bahkan keberadaan Ramadhan, seharusnya menjadi momentum yang
tepat untuk menguatkan komitmen umat Islam dalam upaya menegakkan syariat
agamanya secara kaffah dengan mewujudkan institusi penegaknya, yakni Daulah khilafah
Islamiyah.
Memang ada hal yang cukup
menggembirakan menghadapi Ramahan tahun ini. Saat ini kita melihat bahwa kesadaran
untuk hidup dibawah naungan syariah dan khilafah, sudah mulai merasuki tubuh
umat Islam di seluruh dunia. Hal ini ditunjukkan oleh berbagai hasil survey
terkait keinginan masyarakat dunia, termasuk umat Islam yang ada di Indonesia yang menghendaki hukum-hukum syariat
menjadi hukum positif negaranya. Di luar
itu, suksesnya penyelenggaraan berbagai
acara yang mengusung tema syariah dan khilafah, termasuk acara Muktamar
Khilafah yang digelar HT di berbagai kota besar di Indonesia dan di dunia baru2
ini, juga menunjukkan betapa besar ekspektasi masyarakat untuk bisa segera
hidup di bawah naungannya.
Kondisi ini tentu mudah dipahami. Umat Islam dan
masyarakat pada umumnya sudah bisa melihat dan merasakan bahwa sistem sekuler
yakni demokrasi kapitalisme yang selama ini menaungi dan menjadi habitat
kehidupan mereka telah terbukti membawa kesengsaraan dan menjauhkan hidup
mereka dari keberkahan. Dalam naungan sistem ini, berbagai krisis terus datang silih berganti, mulai dari krisis
politik, krisis ekonomi, krisis budaya, dan yang lainnya. Dan ibarat hujan di
tengah kemarau, keberadaan dakwah dari gerakan Islam ideologis, sedikit demi
sedikit mampu membangun kesadaran bahwa persoalan utama sekaligus solusi atas
multi krisis yang dihadapi oleh umat manusia tidak lain adalah segera
mencampakkan sistem hidup sekuler dan kembali kepada aqidah yang benar yang
melahirkan sistem hidup yang juga benar, yakni Islam.
Kita berharap, semoga melalui madrasah Ramadhan tahun
ini, gelombang kesadaran umat akan terus menguat, hingga Islam akan menjadi opini
umum, dan berikutnya mendorong mereka untuk bergerak melakukan perubahan ril ke
arah Islam. Karenanya, mari kita sambut Ramadhan dengan penuh sukacita, dan
kita isi setiap detik Ramadhan dengan aktivitas kebaikan yang tidak hanya
berorientasi pada keshalehan pribadi, tetapi juga beroerientasi pada perubahan
hakiki. [SNA]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar