"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhan-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa" (TQS. Ali-Imran : 133)
1. Pastikan tujuan kita benar dan niat kita lurus semata untuk mencari keridhaan Allah swt. 2. Yakinkan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan, tak luput dari hisab dari Dzat Yang Maha Teliti Auditnya.
3. Jadikan fb sebagai sarana mencari ilmu dan memperkaya informasi. Dan
yang lebih utama, menjadikan fb sebagai sarana menyebar kebaikan serta
mengajak orang lain agar makin paham dan cinta Islam. Insya Allah, apapun ajakan kebaikan yang anda tulis di fb bisa jadi jariyah kebaikan yang pahalanya mengalir
melampaui umur anda sepanjang kebaikan yang anda tunjukkan menjadi jalan
hidayah bagi yang lain ... 4. Jangan jadikan fb sebagai sarana
"unjuk gigi", narsis, curhat, mengeluh, mengumbar aib, mengumbar syahwat
dan segala sesuatu yang seharusnya masuk dalam wilayah privat. Karena
ketahuilah, dengan begitu anda sebenarnya sedang memaksa orang lain
berbuat dosa dan itu akan menjadi jariyah keburukan bagi anda. 4.
Jangan mudah terpancing dengan provokasi yang menyebabkan anda abai
terhadap akhlaq Islam, menghujat sesama muslim, tak fokus pada dakwah
pemikiran dan bahkan terjebak dalam ananiyah dan kesombongan. Ingat,
bahwa jikapun anda ada di pihak yang benar, tak ada jaminan kebenaran
itu akan dinilai sebagai amalan yang diterima di sisi Allah swt bagi anda. 5.
Fokus pada dakwah dengan mujadalah yang mengedepankan hujjah wal
mauidzatilhasanah dan tetap tawadhu di hadapan sesama muslim seraya
terus mengingat, bahwa kewajiban kita hanya menyampaikan dan saling
mengingatkan. 6. Tutup semua peluang kemaksiatan, terutama peluang
terjadinya interaksi ghair masyru' (tidak syar'iy) antara lawan jenis yang
membuka peluang terjadinya kemaksiatan-kemaksiatan yang lebih besar. Salah satu
caranya adalah dengan meng-offline-kan fasilitas chatting di kanan bawah
layar komputer anda. Ingat, di luar sana, banyak orang yang tidak paham
akan ajaran Islam tentang pergaulan atau memang berakhlaq buruk ingin
menjererumuskan anda pada kesia-siaan bahkan dosa syahwat yang menggoda untuk diperturutkan. 6. Bagi yang masih single, jangan pernah berniat
menjadikan fb sebagai sarana mencari jodoh, yaa... karena tentu saja,
anda akan terdorong utk membuka ruang interaksi dengan alasan yang
dibuat seolah syar'i seperti silaturrahmi; berupaya menghubungi, lalu mengajak
chatting, atau melakukan hal-hal lain yang akan menyulitkan anda untuk menjaga
iffah dan berupaya menjaga ketentuan syari'at. Ingat selalu, orang yang
baik hanya untuk orang yang baik, dan jodoh yang baik hanya didapat
dengan jalan yang baik... Terlebih, syaitan adalah musuh yang nyata dan
selalu punya cara menjerumuskan manusia. Jadi tetap waspada! 7. Buka
wall fb sekali-kali saja sesuai dengan kebutuhan. Ingat pekerjaan anda di dunia
nyata jauh lebih penting dan utama dikerjakan daripada bersibuk ria di
dunia maya... Baarakallaahu fiikum ... [SNA]
Sistem pemerintahan Islam adalah sistem yang
unik yang berbeda dengan sistem demokrasi republik, kerajaan, federasi
dll, karena sistem pemerintahan Islam (al-Khilaafah) tegak di atas 4
pilar : 1. As-Siyaadah lis-Syaari' (kedaulatan ada ti tangan Sang
Maha pembuat Hukum, yakni Allah SWT), sehingga khilafah hanya boleh
menjadikan Syariat Islam yang bersumber dr Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma
shahabat dan qiyas syar'iy sebagai UUD. Dalil2nya sudah sangat jelas.
2. As-Sulthon lil-ummah (kekuasaan ada di tangan ummat). Umatlah yang
berhak menentukan dan membai'at khalifah yang dipilih untuk menerapkan
meri'ayah/mengurus urusan2 mrk dg hukum2 Allah. Dalil2nya juga sudah
sangat jelas. 3. Hak tabanny (adopsi/legalisasi) hukum ada pada
kholifah. karena "amr al imaamu yarfa'ul khilaaf", imam/kholifahlah yang
akan mengangkat perbedaan, yakni terkait hukum2 kemasyarakatan yang
penerapannya memungkinkan ada perbedaan penafsiran akibat kedzanni-an
dalil2nya. 4. Satu kepemimpinan untuk seluruh umat di dunia, karena
Rasulullah saw bersabda ANTARA LAIN : "idza buuyi'a li kholifatayni,
faqtuluuhul aakhor", jika dibai'at dua orang kholifah, maka bunuhlah
yang terakhir.
Mangga bandingkan dengan sistem yg lain, adakah yang sama?
Kelompok
liberal yang mendewa-dewakan demokrasi dan anti syariah Islam tentu
kecewa, melihat fakta negara-negera Eropa yang tingkat pemerkosaannya
tinggi. Sesuatu yang seharusnya menjadi tamparan bagi Yeni Wahid—salah
satu pentolan kelompok liberal—yang dengan bangga menyatakan angka
perkosaan di Saudi lebih tinggi daripada Eropa yang perempuannya banyak
pakai bikini.
Padahal menurut data statistik tentang angka Pemerkosaan di 116
negara, 7 dari 10 negara dengan tingkat pemerkosaan tertinggi justru
terjadi negara-negara Eropa. Seperti dilansir nationmaster.com, Prancis, Jerman, Rusia, dan Swedia adalah negara Eropa dengan tingkat perkosaan tertinggi di dunia.
Kelompok liberal ini tentu lebih kecewa lagi, ketika melihat realita,
banyaknya negara yang mengklaim sebagai negara demokratis yang tingkat
kriminalitas seksual juga tinggi. Menurut data United States
Department of Justice total korban pemerkosaan atau serangan seksual
yang dilaporkan di Amerika pada pada tahun 2005 ada 191.670 orang.
Data pada 1995 dari lembaga perlindungan anak lokal AS
mengidentifikasi 126 ribu anak-anak menjadi korban kekerasan seksual
baik dapat dibuktikan atau hanya terindikasi. Dari jumlah korban itu, 75
persen adalah anak perempuan. Sekitar 30 persen korban kekerasan
seksual itu berusia empat hingga tujuh tahun.
Harian The Guardian (10/1) menambahkan potret rusak
negara kampiun demokrasi Inggris. Berdasarkan sebuah studi dilaporkan
hampir satu dari lima wanita di Inggris dan Wales menjadi korban
serangan seksual sejak berusia 16 tahun. Studi ini juga menunjukkan ada
sekitar 473 ribu orang dewasa yang menjadi korban kejahatan seksual
setiap tahun, termasuk di dalamnya ada 60 ribu sampai 95 ribu korban
perkosaan.
Kondisi yang sama terjadi di negara demokratis lain di luar Amerika
dan Eropa, seperti India. Negara ini tergoncang dengan meninggalnya
mahasiswi kedokteran India berusia 23 tahun yang menjadi korban dari
serangan pemerkosaan brutal (16/12) oleh enam orang laki-laki di dalam
bis di New Delhi.
Pemerkosaan di negara demokratis terbesar di dunia ini ini memang mencengangkan, mencapai tingkat epedemik. Menurut Al-Jazeera,
seorang perempuan diperkosa setiap 20 menit di India, dan 24.000 kasus
perkosaan telah dilaporkan hanya untuk tahun lalu saja. Dilaporkan 80
persen wanita di Delhi telah mengalami pelecehan seksual. Sementara The Times of India melaporkan, perkosaan di India telah meningkat secara mengejutkan sebanyak 792 persen selama 40 tahun terakhir.
Perlu kita catat, angka pemerkosaan yang tinggi justru terjadi di
negara-negara demokratis sekuler yang justru tidak menerapkan syariah
Islam. Kita tentu saja bukan ingin menyatakan bahwa di negara-negara
Arab tidak terjadi pemerkosaan, karena negara-negara Arab juga bukanlah
potret negara yang benar-benar menerapkan syariah Islam.
Yang ingin kita soroti adalah kegagalan negara-negara demokratis
untuk melindungi wanita dari kejahatan seksual. Nilai-nilai liberal yang
mereka agung-agungkan justru menjadi sumber malapetaka. Karena itu
penting kita renungi komentar Dr Nazreen Nawaz, anggota Kantor Media
Pusat Hizbut Tahrir tentang kejahatan seksual yang marak di India.
Menurutnya, di saat pemerintah Barat terus mengekspor “demokrasi”
pada dunia Islam sebagai sistem terbaik dalam menjamin martabat dan
hak-hak perempuan, maka negeri demokratis terbesar di dunia ini justru
dengan spektakuler telah gagal dalam melindungi kaum perempuannya.
Kejahatan seksual dengan tingkat yang mengerikan, sikap longgar pihak
kepolisian India dalam menjaga martabat perempuan, dan sikap apatis
dari pemerintah India dalam menjamin keamanan mereka adalah hasil dari
kultur liberal yang secara rutin dan sistematis merendahkan nilai kaum
perempuan. Kultur yang dibanggakan oleh negara dan diwujudkan dalam
industri hiburan Bollywood.
Nazreen menambahkan, kultur Bollywood ini, bersama dengan industri
lain seperti entertainment, periklanan, dan pornografi yang didukung
oleh sistem demokrasi sekuler liberal India telah menampilkan kaum
perempuan sebagai obyek untuk dimainkan sekadar memuaskan hasrat kaum
lelaki, melakukan seksualisasi masyarakat, mendorong individu untuk
mengejar keinginan egois jasmaniah mereka, mempromosikan hubungan di
luar nikah, memelihara kultur pergaulan bebas dan memurahkan hubungan
antara pria dan wanita. Semua ini telah menumpulkan kepekaan terhadap
rasa jijik yang seharusnya dirasakan kaum lelaki, saat martabat kaum
perempuannya dinodai.
Oleh karena itu, menurutnya, tidak mengherankan India telah mengejar
posisi dan status yang sejajar dengan negara-negara liberal lainnya
seperti US dan Inggris, yakni berada di antara para pemimpin global
kekerasan terhadap perempuan. Sistem demokrasi sekuler liberal ini, di
mana setengah penduduknya hidup dalam ketakutan, bukanlah model yang
pantas ditiru oleh dunia Muslim.
Islam satu-satunya sistem yang terbukti melindungi kehormatan
masyarakat dan kemulian wanita. Masyarakat Islam dibangun atas dasar
ketaqwaan yang juga melandasi hubungan pria dan wanita. Bukan hubungan
yang mengumbar hawa nafsu dan seksualitas yang justru akan merugikan
keduabelah pihak terutama wanita.
Syariah Islam secara komprehensif menjaga kehormatan wanita dengan
pakaiannya yang menutup aurat, terpisahnya kehidupan pria dan wanita
kecuali ada kebutuhan syar’i yang dibolehkan. Islam hanya melegalkan
hubungan seksual pria dan wanita melalui lembaga pernikahan yang mulia
dan penuh tanggung jawab. Syariah Islam tentu saja tidak membiarkan
segala aktifitas yang melecehkan wanita, tidak membiarkan wanita menjadi
obyek seksual seperti industri hiburan penuh syahwat atau bisnis
pornografi. Meskipun secara ekonomi mungkin menguntungkan.
Kehormatan wanita pun semakin terjaga dengan keberadaan lembaga
pengadilan yang bersikap tegas dan adil berdasarkan syariah Islam untuk
menghukum siapapun yang merusak dan melecehkan kehormatan wanita. Apakah
hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (TQS al-Maidah : 50). [] Farid Wadjdi
By Siti Nafidah Anshory Ada yang bilang, berdebat soal aturan tentang
haramnya mengucapkan natal adalah urusan tetek bengek semata. Yang
karenanya kita akan kehilangan hakekat beragama dan Islam jadi
kehilangan apinya. Toh --katanya-- jika kita berakhlak baik, maka kita bersama akan
masuk sorga. Menurutnya juga, mengucapkan syahadat sekedar pengetahuan
tanpa keimanan, tak akan membuat orang-orang non muslim menjadi muslim. Dan
orang-orang muslim menyanyikan lagu-lagu gereja pun tak kan membuat mereka menjadi kristen.
Pendapat saya :
Justru ketika kita kaum Muslim menganggap aturan Allah SWT --Dzat Yang
Maha Adil dan Maha Mengetahui hakekat segala sesuatu-- hanya sebagai
"tetek bengek", itulah yang membuat agama Islam kehilangan apinya,
kehilangan wibawanya. Bagaimana bisa kita berharap orang lain
menghargai, wong kita umat Islamnya sendiri tak punya kepercayaan diri?
Perlu diketahui, bahwa ketika Allah SWT melarang umat Islam mengucapkan
selamat natal, bukan berarti Islam tidak mengajarkan toleransi pada non Muslim. Banyak sekali aturan2 yang memerintahkan kita berlaku
baik pada mereka, melarang menyakiti mereka dan melanggar kehormatan,
harta dan nyawa mereka sepanjang mereka juga tidak menyakiti dan tidak
melanggar kehormatan, harta dan nyawa kita. Bahkan dalam konteks
masyarakat Islam, keberadaan mrk dilindungi oleh negara yang menerapkan
hukum2 Islam dan hak-hak mereka sama dengan warga negara muslim.
Hanya saja, toleransi yang dituntut oleh Islam bukanlah toleransi yang
menggadaikan keyakinan. Keyakinan bahwa di sisi Allah hanya Islam agama
yang diridhai. Dan bahwa surga, hanya layak bagi orang yang beriman
dengan keimanan yang benar, yakni iman Islam dan yang meyakini bahwa
hanya Allah satu2 Tuhan yang layak disembah dan dijadikan hakim/pembuat
hukum.
Sesungguhnya keyakinan bahwa semua agama baik dan benar
adalah keyakinan rusak dan bathi. Dan bahwa orang2 kafir (yahudi dan
nashrani) yang mengusung gagasan pluralisme yang rusak ini tak
bersungguh2 meyakini hal tersebut dengan hati mrk. Karena jika semua
agama benar, mereka tak pernah berpikir untuk memilih Islam sbg agama
mrk dan membuat mrk mau hidup dengan aturan2nya.
Sesungguhnya
mereka hanya ingin agar keyakinan pluralisme ini diambil oleh umat
Islam, agar umat Islam ---yg agamanya dan aturan2nya sangat sempurna krn
mengatur seluruh aspek kehidupan ini-- tak bisa kembali bangkit sebagai
umat yang unggul sebagaimana awalnya dan negaranya menjadi negara adidaya sebagaimana dulu berabad2 lamanya mampu mengungguli peradaban mereka... Jadi jangan terperdaya ...
------------------------
Dalam pandangannya, Islam telah
kehilangan apinya karena selalu berkelahi mengenai tektek bengek
sehingga agama Islam sbg rahmat tak kelihatan. Yang kelihatan adalah
orang2 picik yg jalan di tempat bahkan ingin kembali ke abad VI. Padahal
Islam mencapai kejayaan pada abad ke XVIi waktu sains mengalami
kemajuan di kalangan orang Islam. Sekarang kalau ada yang salah dalam
masyarakat Islam di mana2, disalahkanlah pihak lain. Kalau saling bunuh
di Sampang itu karena apa? Pasti yang disalahkan yang di ujung dunia.
Dan ini pendapat saya : Seruan untuk kembali kepada syariat bukan sekedar didorong oleh romantisme sejarah, tapi karena keimanan memang menuntut demikian. Tudingan bahwa dengan syariah berarti umat mundur ke belakang juga salah, karena faktanya, justru dengan syariahlah umat yang sebelumnya jahiliyah kemudian berubah menjadi khoiru ummah. Kemajuan
sains bukan baru muncul pada abad XVII saja. Kalau kita baca
sejarah, maka fondasi kemajuan saintek sebetulnya sudah dimulai saat baginda Rasul
mendakwahkan Islam dan menerapkannya dalam sistem kenegaraan di negeri
Madinah. Fondasi itu adalah mind frame AQIDAH. Yakni keyakinan tentang
tugas penciptaan manusia di muka bumi sebagai khalifah (pengelola bumi)
dan pembawa risalah ke seluruh alam. Keyakinan mendasar inilah yang
menuntun generasi Islam awal merintis peradaban, mengubah diri dr
entitas jahiliyah menjadi entitas penuntun umat menuju kemajuan.
Menjadikan senjata dan unta yang semula hanya mjd modal perang antar
suku menjadi sarana menebar kebaikan. Spirit ini pulalah yang menuntun
mereka mencreate sarana2 yang memudahkan misi hidup mereka. Mencipta
senjata perang demi memenangi jihad fii sabiilillah, mencipta alat
navigasi, kompas, teknik perkapalan yang menuntun mereka sampai ke
negeri seberang, mencipta teknik2 kedokteran untuk meningkatkan derajat
kesehatan, termasuk mengobati para tentara yang luka karena perang,
mencipta teknik hitungan yang memudahkan mereka mencatat kebutuhan dan
pengeluaran anggaran, membuat teknik komunikasi dan percetakn untuk
memudahkan dakwah dan pengajaran... dan banyak lagi karya2 umat Islam
yang lahir dari sebuah keyakinan, hingga saat segala sesuatunya Allah
mudahkan bagi umat Islam, karya2 seni pun mulai bermunculan. Dan
akhirnya, peradaban umat Islam yang agung menjadi patron bagi umat2
lainnya yg saat itu msh terkurung dalam sejarah panjang bernama "abad
kegelapan" (dark age).. dan belasan abad umat Islam mampu tampil sbg umat
terbaik dan negaranya menjadi negara pertama dan adidaya yang ditakuti
bangsa2 lain di dunia hingga kekuatan itu runtuh tahun 1924. Jd menurut
sy, itulah yg hilang dari kita sekarang. Yakni aqidah sebagai
modal kebangkitan. Sayangnya, kebanyakan dari kita justru berpikir bahwa dengan menjauhi Islam dan
hidup mengekor pada Barat dan hidup dengan pemikiran2 yang
dipropagandakan barat akan menjadikan kita mulia. Justru mnrt sy, yg
tetek bengek itu adalah ketika kita berpikir bahwa peradaban sampah
kebebasan yg dipropagandakan Barat adalah kunci kebangkitan.
Bukankah
dengan prinsip kebebasan, akhirnya sumber daya alam kita dirampok dan
kita dimiskinkan?
Bukankah dengan kebebasan, anak2 kita masuk dalam
pergaulan bebas yang membuat mrk tertular penyakit menjijikkan dan
menghalalkan pembunuhan?
Bukankah dengan kebebasan, anak2 kita tak
menganggap para orang tua layak dihormat dan didengarkan?
Bukankah
atasnama kebebasan para pemimpin berlomba saling berebut kekuasaan dan
kekayaan?
Bukankah dengan kebebasan para loyalis barat dengan tanpa
merasa salah menggadai negeri demi dana proyek yang ditawarkan?
Bukankah
dengan kebebasan, penodaan agama tak bisa dihentikan dan aliran2 sesat
banyak bermunculan dan akhirnya memunculkan konflik berkepanjangan?
Ataukah ini yang memang diinginkan?
Jadi, jika hari ini banyak "borok" yang nampak dari umat Islam, pantaskah jika Islam yang dipersalahkan? ------ [SNA]