INSPIRING QUR'AN :

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhan-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa" (TQS. Ali-Imran : 133)

Minggu, 23 Januari 2011

MUHASSABAH LIL HUKAAM :


Rangkaian Aksi Masirah HTI
Mengingatkan Kewajiban & Urgensi Penegakkan Syari'ah
Melalui Sistem Khilafah


Minggu, 23/01/2011 10:32 WIB
detiknews.com, Dede Rosyadi
Kritik Pemerintah, Ribuan Massa HTI Gelar Aksi Damai Depan Istana Negara

Jakarta - Sekitar 3 ribu orang anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan aksi damai di depan Istana Negara. Mereka mengkritik pemerintah yang dianggap gagal dalam bekerja.

Pantauan detikcom, Minggu (23/1/2011), massa yang telah berkumpul sejak pukul 09.00 WIB di depan pintu Monas. Mereka lalu melakukan long march menuju Istana Negara di Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

"Kami menuntut pemerintah untuk mengganti sistem kepemerintahan kapitalis menjadi syariat Islam," kata Norman, salah satu massa HTI yang ikut dalam aksi.

Mereka juga menuding negara gagal memberantas korupsi, mafia pajak. Pemerintah juga gagal meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dari ribuan massa tersebut, kebanyakan peserta adalah perempuan dan ibu-ibu yang membawa serta anaknya berunjuk rasa. Para massa perempuan menggunakan baju hitam dan kerudung putih sementara para prianya menggunakan baju hitam dan peci. Beberapa di antaranya membawa bendera HTI dan poster.

Aksi damai yang dilakukan HTI tidak membuat macet jalanan. Hanya saja puluhan pengguna sepeda yang ingin masuk ke Monas sempat berhenti karena menunggu massa yang masih memenuhi area depan Monas.

Terlihat pula banyak pedagang keliling yang berjualan di sekitar lokasi aksi. Sebanyak 30 aparat polisi diturunkan untuk berjaga-jaga dalam aksi tersebut. Aksi damai yang dipimpin oleh Ustadz Agus ini rencananya akan berakhir pukul 12.00 WIB. (feb/fay)

---------
vivanews.com
5.000 Aktivis Hizbut Tahrir Demo Istana
Massa Hizbut Tahrir menggelar aksi damai di depan Istana Presiden.

Minggu, 23 Januari 2011, 12:34 WIB
Ismoko Widjaya, Ajeng Mustika Triyanti

VIVAnews - Sekitar 5.000 orang dari Hizbut Tahrir Indonesia menggelar unjuk rasa damai di depan Istana Presiden. Massa Hizbut Tahrir menyatakan bahwa negara gagal menyejahterakan rakyat.

"Aksi ini juga dilakukan di daerah lain juga. Kemarin Makassar, besok Banjarmasin," kata Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Rohmat S Labib, kepada VIVAnews.com di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Minggu 23 Januari 2011.

Aksi yang diawali dengan long march dari patung kuda menuju Istana ini berasal dari massa berbagai daerah, terutama kawasan Jabodetabek.

Aksi ini adalah bentuk seruan kepada pemerintah, tokoh dan semua lapisan masyarakatdan bahwa negara ini dinilai juga gagal memberantas korupsi dan mafia hukum. "Dan yang paling penting adalah gagal mendapatkan ridho Allah," kata Rohmat.

Dalam aksinya, massa membentangkan spanduk bertuliskan "Negara Gagal Sejahterakan Rakyat", "Selamatkan dengan Khilafah", "Negara Gagal Berantas Mafia Hukum".

Menurut Rohmat, kegagalan itu disebabkan beberapa hal. Antara lain, kapitalisme, liberalisme, dan demokrasi. "Tinggalkan semua sistem yang melibatkan kegagalan itu," tegas Rohmat. Pada setiap aksinya, Hizbut Tahrir kerap mempromosikan sistem khilafah Islam, sebagai solusi aternatif bagi Indonesia dan dunia.

Aksi berlangsung di jantung Jakarta itu diisi dengan orasi, aksi teatrikal, dan nasyid. Karena libur akhir pekan, situasi lalu lintas di seputar rute aksi lebih lengang dari hari biasa.
• VIVAnews

-----------

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kembali mengkritisi kinerja Pemerintah dengan menggelar aksi demo di depan Istana Negara, Ahad (23/1).

"Kami sangat prihatin terhadap kinerja Pemerintah yang cenderung gagal menjalankan fungsi-fungsi dasarnya," kata juru bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto.

Ia mengemukakan, pemerintah telah gagal menjalankan fungsi dasarnya untuk mensejahterakan rakyat, melakukan penegakan hukum, menjaga aset kekayaan negara dan lainnya. "Masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di garis kemiskinan, meski angkanya menunjukkan penurunan," ujarnya.

Tak hanya itu, lanjut Muhammad, Pemerintah juga gagal melakukan penegakan hukum. "Bagaimana bisa ada 148 kepala daerah yang terindikasi korup, belum lagi keterlibatan aparat hukum yang juga korup," tuturnya.
"Kasus korupsi melahirkan korupsi baru melalui mafia hukum, yang bisa mengatur kepolisian, kejaksaan, kehakiman, dan pengacara," tutur Muhammad.

Negara juga gagal melindungi moralitas rakyat. "Banyak survei yang menggambarkan pelajar dan mahasiswa yang melakukan hubungan pranikah," kata Muhammad menambahkan.

Ia menggambarkan, 51 persen pelajar di Jabodetabek terlibat seks bebas, begitu pun di Bandung (52 persen), Surabaya (54 persen), dan Medan (52 persen). ''Pemerintah gagal pula melindungi kekayaan rakyat berupa minyak dan gas, barang tambang, maupun lainnya yang lebih banyak dikuasai pihak asing,'' ucapnya.

Aksi unjuk rasa itu diikuti sekitar 8.000 orang HTI dari Jabodetabek. Mereka datang dengan menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Unjuk rasa juga diikuti kaum ibu yang membawa bayi dan balita. Demo diisi dengan orasi menggunakan dua mobil bak terbuka lengkap dengan perangkat sound system. Para pengunjuk rasa juga membentangkan spanduk dan pamflet.
Red: Didi Purwadi
Sumber: Antara

------------
moitorindonesia.com
Ribuan Massa HTI Menuntut Ganti Kapitalisme dengan Syari’at Islam

Sunday, January 23, 2011, 15:47

Lagi, ribuan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) turun ke jalan, mengkritik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Mereka mengatakan pemerintahan neoliberalisme ini gagal menjalankan tugas-tugas negara. Bahkan sengaja menumpuk dan tidak menyelesaikan kasus-kasus mafia hukum yang belakangan ini memuakkan masyarakat.

“PEMERINTAH gagal mengemban tugas-tugasnya. Kebijakan ekonomi neoliberalisme menjadi penyebab kompleksnya masalah bangsa. Karena itu, pemerintah harus mengganti sistim kapitalis menjadi pemerintahan yang menerapkan syari’at Islam,” kata Norman, salah satu massa aksi damai HTI di Jakarta, Minggu (23/01)

Meski pun diikuti ribuan massa, aksi HTI ini merupakan aksi damai yang digelar di depan Istana. Massa berkumpul sejak pukul 09.00 WIB di depan pintu Monas. Kemudian mereka melakukan long march menuju Istana Negara di Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Dalam pentauan Monitorindonesia.com, tak seorang pun yang terlihat melakukan tindakan anarkis dalam aksi ini. Aksi HTI ini juga tidak membuat kemacetan jalan. Hanya saja puluhan pengguna sepeda yang ingin masuk ke Monas sempat berhenti, karena menunggu massa aksi yang masih memenuhi area depan Monas.

Dari ribuan massa HTI tersebut, kebanyakan peserta adalah perempuan dan ibu-ibu yang membawa serta anaknya berunjuk rasa. Para massa perempuan menggunakan baju hitam dan kerudung putih, sementara para prianya menggunakan baju hitam dan peci.

Beberapa di antara massa aksi membawa bendera HTI dan poster. Selain massa aksi, yang terlihat di sekitar lokasi aksi adalah banyaknya pedagang keliling yang berjualan.

Sementara itu, pihak kepolisain yang ditururunkan sekitar tiga puluan aparat untuk menjaga tindakan yang tidak diinginkan. Aksi damai yang dipimpin oleh Ustadz Agus ini rencananya akan berakhir pukul 12.00 WIB menuding negara gagal memberantas korupsi, mafia pajak. Pemerintah juga gagal meningkatkan kesejahteraan rakyat.

■ Hurri Rauf

Tidak ada komentar: